Kajian Kitab Tanbihul Ghofilin : Empat golongan manusia yang diuji

Share on:

Facebook
X
WhatsApp

Disarikan dari Pimpinan Pondok Pesantren Riyadlul Ulum KH. Diding Darul Falah

Matan di kitab :

وَيُقَالُ: إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَحْتَجُّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَرْبَعَةٍ عَلَى أَرْبَعَةِ أَجْنَاسٍ:

يَحْتَجُّ عَلَى الْأَغْنِيَاءِ بِسُلَيْمَانَ بْنِ دَاوُدَ عَلَيْهِمَا السَّلَامُ، فَإِذَا قَالَ الْغَنِيُّ: الْغِنَى شَغَلَنِي عَنْ عِبَادَتِكَ يَحْتَجُّ عَلَيْهِ بِسُلَيْمَانَ، وَيَقُولُ لَهُ: لَمْ تَكُنْ أَغْنَى مِنْ سُلَيْمَانَ، فَلَمْ يَمْنَعْهُ غِنَاهُ عَنْ عِبَادَتِي .

وَيَحْتَجُّ عَلَى الْعَبِيدِ بِيُوسُفَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ، فَيَقُولُ الْعَبْدُ: كُنْتُ عَبْدًا وَالرِّقُّ مَنَعَنِي عَنْ عِبَادَتِكَ، فَيَقُولُ لَهُ: إِنَّ يُوسُفَ عَلَيْهِ السَّلَامُ لَمْ يَمْنَعْهُ رِقُّهُ عَنْ عِبَادَتِي.

وَعَلَى الْفُقَرَاءِ بِعِيسَى عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ، فَيَقُولُ الْفَقِيرُ: إِنَّ حَاجَتِي مَنَعَتْنِي عَنْ عِبَادَتِكَ، فَيَقُولُ: أَنْتَ كُنْتَ أَحْوَجَ إِلَى أَمْ عِيسَى، وَعِيسَى لَمْ يَمْنَعْهُ فَقْرُهُ عَنْ عِبَادَتِي.

وَعَلَى الْمَرْضَى بِأَيُّوبَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ، فَيَقُولُ الْمَرِيضُ: مَنَعَنِي الْمَرَضُ عَنْ عِبَادَتِكَ، فَيَقُولُ مَرَضُكَ كَانَ أَشَدَّ أَمْ مَرَضُ أَيُّوبَ عَلَيْهِ السَّلَامُ، فَلَمْ يَمْنَعْهُ مَرَضُهُ عَنْ عِبَادَتِي.

فَلَا يَكُونُ لِأَحَدٍ عِنْدَ اللَّهِ عُذْرٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

وَكَانَ الصَّالِحُونَ رَحِمَهُمُ اللَّهُ تَعَالَى يَفْرَحُونَ بِالْمَرَضِ وَالشِّدَّةِ لِأَجْلِ أَنَّ فِيهِ كَفَّارَةَ الذُّنُوبِ.

Terjemahan :

Dikatakan bahwa pada hari kiamat, Allah Ta’ala akan memberikan hujjah (alasan yang mematahkan dalih) kepada empat golongan manusia dengan empat nabi:

  1. Terhadap orang-orang kaya, Allah akan berhujjah dengan Nabi Sulaiman bin Dawud عليهما السلام.
    Jika orang kaya berkata, “Kekayaanku telah menyibukkanku dari ibadah kepada-Mu”, maka Allah akan menjawab dengan hujjah Nabi Sulaiman, “Engkau tidak lebih kaya dari Sulaiman, namun kekayaannya tidak menghalanginya dari beribadah kepada-Ku.”
  2. Terhadap para budak, Allah akan berhujjah dengan Nabi Yusuf عليه السلام.
    Jika seorang hamba sahaya berkata, “Aku adalah budak, dan status perbudakanku menghalangiku dari ibadah kepada-Mu”, maka Allah akan menjawab dengan hujjah Nabi Yusuf, “Yusuf pun seorang budak, tetapi perbudakannya tidak menghalanginya dari beribadah kepada-Ku.”
  3. Terhadap orang-orang fakir, Allah akan berhujjah dengan Nabi Isa عليه السلام.
    Jika seorang fakir berkata, “Kebutuhanku yang mendesak menghalangiku dari beribadah kepada-Mu”, maka Allah akan menjawab, “Engkau tidak lebih fakir dari Isa, tetapi kefakirannya tidak menghalanginya dari beribadah kepada-Ku.”
  4. Terhadap orang-orang yang sakit, Allah akan berhujjah dengan Nabi Ayyub عليه السلام.
    Jika seorang yang sakit berkata, “Penyakitku telah menghalangiku dari beribadah kepada-Mu”, maka Allah akan menjawab, “Apakah penyakitmu lebih berat dari penyakit Ayyub? Namun, penyakitnya tidak menghalanginya dari beribadah kepada-Ku.”

Maka pada hari kiamat, tidak ada seorang pun yang memiliki alasan di hadapan Allah.

Orang-orang saleh rahimahumullah dahulu bergembira ketika mendapatkan penyakit dan kesulitan, karena mereka tahu bahwa di dalamnya terdapat penghapusan dosa

Point-point bahasan :

  1. Hakikat Ujian & Tanggung Jawab Ibadah
    • Hidup ini adalah ujian! Setiap orang memiliki medan perjuangan masing-masing. Ada yang diuji dengan kekayaan, ada yang diuji dengan kemiskinan. Ada yang diuji dengan kesehatan, ada pula yang diuji dengan sakit. Namun satu hal yang pasti: setiap ujian adalah peluang untuk membuktikan kecintaan kepada Allah!
    • Jangan pernah menjadikan keadaan sebagai alasan untuk jauh dari Allah. Justru, keadaan apa pun yang kita alami harus menjadi tangga untuk naik lebih dekat kepada-Nya. Ujian adalah bukti kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, karena dengan ujian, Allah ingin melihat siapa yang tetap teguh dalam ibadah dan siapa yang goyah.
  2. Teladan dari Para Nabi: Tidak Ada Alasan untuk Lalai
    • Nabi Sulaiman diberi kekayaan melimpah, tetapi apakah ia lalai? Tidak! Justru ia semakin tunduk kepada Allah dan menggunakannya untuk kebaikan. Jika kita diberi rezeki lebih, gunakanlah untuk mendekat kepada Allah, bukan malah menjauh.
    • Nabi Yusuf pernah menjadi budak, tetapi apakah ia putus asa? Tidak! Ia tetap teguh dalam keimanan dan ibadah. Jika status sosialnya tidak menghalanginya dari ketaatan, lalu apa alasan kita?
    • Nabi Isa hidup dalam kefakiran, tetapi ia tetap beribadah dan berdakwah dengan penuh semangat. Maka, jangan pernah berpikir bahwa kemiskinan adalah alasan untuk menyerah. Keimanan tidak butuh harta, tetapi butuh hati yang yakin!
    • Nabi Ayyub diuji dengan penyakit yang begitu berat, tetapi ia tetap bersabar dan beribadah. Jika kita mengalami sakit, jangan jadikan itu alasan untuk malas berdoa dan berdzikir. Justru dalam sakit, kita lebih dekat dengan Allah, karena setiap detik kesabaran akan menghapus dosa dan mengangkat derajat kita.
  3. Tidak Ada Alasan di Hari Kiamat!
    • Di akhirat nanti, tidak akan ada dalih atau alasan yang bisa diterima oleh Allah. Semua contoh sudah ada, semua teladan telah diberikan. Maka, gunakanlah waktu yang tersisa untuk menjadi hamba yang kuat, tangguh, dan istiqamah!
    • Jangan sampai kita menyesal di hadapan Allah karena telah menyia-nyiakan kesempatan untuk beribadah. Gunakan setiap napas untuk mendekat kepada-Nya, karena dunia ini sementara, tetapi akhirat selamanya!
  4. Cara Berpikir Orang Saleh: Ujian adalah Anugerah!
    • Orang-orang yang dekat dengan Allah tidak pernah mengeluh ketika diuji. Mereka justru bahagia karena tahu bahwa setiap kesulitan adalah jalan menuju penghapusan dosa dan peningkatan derajat di sisi Allah.
    • Ketika diuji, jangan bertanya ‘kenapa aku?’ tetapi tanyakan ‘apa yang Allah inginkan dariku?’ Karena di balik setiap ujian, pasti ada rahmat dan hikmah yang luar biasa.
    • Hadapilah ujian dengan senyum, dengan keteguhan, dengan keyakinan bahwa setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Allah tidak akan pernah meninggalkan hamba yang bersabar dan tetap berjuang dalam ketaatan.

Jadilah Pejuang Iman!

Jangan biarkan harta, kemiskinan, kesehatan, atau penyakit menjadi penghalang dalam ibadah. Jadilah hamba yang tetap teguh dalam kondisi apa pun!
Kita tidak hidup selamanya, dan kita tidak tahu kapan Allah akan memanggil kita. Maka, jadikan setiap detik dalam hidup ini sebagai langkah menuju surga-Nya!

[custom_views]

Share on :

Facebook
X
WhatsApp