Ilqo’ Mufrodat: Mengajarkan Bahasa, Membangun Karakter Santri Global

Share on:

Facebook
X
WhatsApp
Ilustrasi suasana ilqo’ mufrodat di pagi hari (sumber: darunnajah.com)

Setiap pagi, ketika fajar mulai menyingsing dan gema zikir Subuh masih bergema di lorong-lorong pesantren, para santri tak langsung kembali terlelap. Justru saat itulah mereka memulai salah satu aktivitas unggulan: Ilqo’ Mufrodat—pengajaran kosakata Bahasa Arab dan Inggris yang dilaksanakan secara rutin di kamar-kamar rayon mereka.

Ilqo’ Mufrodat bukan sekadar pelajaran bahasa. Ia adalah ruh dari proses pembentukan karakter santri global—mereka yang mampu berpikir dan berkomunikasi lintas budaya dengan pijakan nilai-nilai Islam. Dengan metode langsung (direct method), para santri dibimbing untuk menghafal, menulis, dan menggunakan kosakata baru dalam konteks kehidupan sehari-hari. Pembelajaran ini terasa hidup karena langsung menyatu dengan aktivitas harian mereka, mulai dari percakapan ringan dengan teman hingga diskusi di kelas.

Kegiatan ini dilaksanakan setiap pagi setelah Subuh dan tilawah Al-Qur’an, saat otak masih segar dan suasana hati penuh ketenangan. Pembelajaran dilakukan di kamar masing-masing, dipandu oleh pengurus rayon bagian bahasa yang telah mendapatkan pelatihan dari Language Advisory Council. Kurikulumnya pun disusun secara khusus dan dinamis, mengakomodasi kebutuhan santri dalam menguasai bahasa sebagai alat komunikasi, bukan hanya sebagai mata pelajaran.

Setiap kosakata yang diajarkan harus dituliskan dalam bentuk kalimat oleh santri. Aktivitas ini menumbuhkan kemandirian berpikir dan membiasakan santri untuk membangun struktur kalimat yang benar. Lebih dari itu, setiap akhir pekan diadakan review dan evaluasi, sehingga penguasaan mereka terus terpantau dan dilaporkan secara berkala melalui raport non-akademik—bukti bahwa perkembangan bahasa menjadi perhatian serius dalam proses pendidikan di pesantren ini.

Yang menarik, Ilqo’ Mufrodat tidak berhenti di atas kertas. Pengurus rayon secara rutin mengetes kemampuan santri menggunakan kosakata dalam interaksi harian. Bahkan, bagi santri senior (kelas 5 dan 6), bimbingan dilakukan langsung oleh guru-guru senior yang telah berpengalaman.

Refleksi dari kegiatan ini menunjukkan bahwa Ilqo’ Mufrodat lebih dari sekadar program bahasa. Ia adalah bagian dari ekosistem pesantren yang memadukan disiplin, ketekunan, dan kesadaran akan pentingnya komunikasi global. Santri dilatih untuk tidak hanya mahir secara akademik, tetapi juga tangguh secara sosial dan mampu membawa pesan Islam dengan bahasa yang santun dan mendunia.Di tengah era globalisasi dan tantangan zaman, Ilqo’ Mufrodat adalah langkah kecil dengan dampak besar. Di pesantren ini, bahasa bukan hanya alat bicara, melainkan jalan menuju peradaban. []

[custom_views]

Share on :

Facebook
X
WhatsApp