Kisah Rasulullah saw dan Ketawaduannya 

Share on:

Facebook
X
WhatsApp
Rasulullah saw terkenal dengan sikap tawadhunya.

SUATU hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melewati komplek pemakaman yang di dalamnya ada seorang perempuan paruh baya yang sedang menangis di pusara anaknya. Rasul pun mendekati perempuan tersebut lalu menasihatinya agar bersabar atas musibah yang menimpa. 

Sontak perempuan tersebut marah dan menuding Rasul tidak pernah merasakan penderitaan seperti yang dia alami sekarang. Lantas, perempuan tersebut mengusir Rasul dari pemakaman anaknya seraya berkata, “Pergi kau dari hadapan saya!” 

Tanpa berlama-lama, Rasul pun meninggalkan tempat tersebut. Beliau tidak ingin menambah rasa sedih di benak perempuan tersebut. 

Selepas kepergian Rasul, perempuan tersebut diberitahu bahwa sosok yang menasihatinya adala Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Seketika perempuan tersebut kaget dan bersedih, melebihi kesedihan atas kepergian anaknya. Dia tidak menyangka bahwa pribadi yang dimarahinya tadi adalah manusia paling mulia di muka bumi. 

Akhirnya, perempuan tersebut memutuskan untuk bertemu langsung Nabi untuk meminta maaf. Yang membuat dia kaget, ternyata di rumah Rasul, dia tidak menemukan semacam penjaga atau ajudan seperti yang biasa ada di rumah pembesar pada waktu itu. Dia pun berhasil menemui Rasul. Alih-alih memarahinya, Rasul justru menasihatinya agar bersabar atas musibah semenjak dari hentakan pertama.  

Kisah ini mengandung teladan bagi kita tentang pelajaran rendah hati (tawadhu). Seperti diceritakan sebelumnya, Rasulullah tidak lantas marah ketika ada seorang perempuan yang memarahinya ketika beliau menasihatinya. Ini adalah bukti ketawadhuan beliau, bahwa di balik mulia derajatnya, beliau tidak sombong atas hal tersebut. Justru sikap ini yang menjadikan beliau sebagai pribadi mulai. 

Bentuk ketawadhuan beliau lainnya adalah tidak ditemukannya sistem protokoler di rumahnya, meskipun beliau adalah pemimpin keagamaan terkemuka. Padahal saat itu umat Islam masih memiliki musuh yang cukup banyak karena aktivitas dakwah Rasul. Rasul tetap memilih untuk tetap tawakal kepada Allah. 

Semoga kita semua dapat meneladani akhlak agung yang ditunjukkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. [] 

Hadits Rujukan: 

حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا ثَابِتٌ الْبُنَانِيُّ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ لِامْرَأَةٍ مِنْ أَهْلِهِ تَعْرِفِينَ فُلَانَةَ قَالَتْ نَعَمْ قَالَ فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِهَا وَهِيَ تَبْكِي عِنْدَ قَبْرٍ فَقَالَ اتَّقِي اللَّهَ وَاصْبِرِي فَقَالَتْ إِلَيْكَ عَنِّي فَإِنَّكَ خِلْوٌ مِنْ مُصِيبَتِي قَالَ فَجَاوَزَهَا وَمَضَى فَمَرَّ بِهَا رَجُلٌ فَقَالَ مَا قَالَ لَكِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ مَا عَرَفْتُهُ قَالَ إِنَّهُ لَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَجَاءَتْ إِلَى بَابِهِ فَلَمْ تَجِدْ عَلَيْهِ بَوَّابًا فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَاللَّهِ مَا عَرَفْتُكَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الصَّبْرَ عِنْدَ أَوَّلِ صَدْمَةٍ

Artinya: 

Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Manshur, telah mengabarkan kepada kami Abdushshamad, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, telah menceritakan kepada kami Tsabit Al Bunani mengatakan, aku mendengar Anas bin Malik berkata kepada seorang wanita dari keluarganya, ‘Apakah kamu kenal si wanita A?’ ‘Tahu’ Jawabnya. Anas melanjutkan; sesungguhnya Nabi ﷺ pernah melewati wanita itu saat ia menangis di suatu kuburan, lantas beliau menasihatinya: ‘Bertakwalah kepada Allah, dan bersabarlah!’ Si wanita itu malah menjawab, ‘Sana kau menjauh, sebab kamu tidak mengalami seperti musibahku ini!’ Kata Anas, Nabi pun segera menjauh dan pergi. Lantas ada seseorang yang melewati wanita itu seraya mengatakan, ‘Apa yang disabdakan Rasulullah kepadamu?’ Si wanita tadi menjawab, ‘Saya tidak tahu kalau orang tadi Rasulullah.’ laki-laki itu mengatakan, “Orang tadi itu Rasulullah.!” Anas berkata, si wanita terus datang ke pintu rumah Nabi dan ia tidak menemukan seorang penjaga pintunya, lantas mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, Demi Allah, aku tidak mengenalmu!’ Lantas Nabi ﷺ bersabda, “Kesabaran itu terlihat pada saat pertama kali benturan.” (Muttafaqqun Alaihi)  (Muttafaqun ‘Alahi) 

[custom_views]

Share on :

Facebook
X
WhatsApp