
Setelah selesai sesi pertama LPJ pada (25/01) yang terdiri dari bagian Kesenian, Perkebunan Pertanian dan Perikanan, Fotografi, Penerimaan tamu dan Perpustakaan melaporkan hasil kinerja bagiannya selama satu tahun. Selanjutnya adalah evaluasi dari dewan pimpinan, pada kesempatan sesi ini evaluasi dari pimpinan diwakili oleh Ust Moh. Syahrul Zaky Romadloni, M.Pd.
Dalam evaluasi yang disampaikannya Ust. Syahrul menyampaikan analogi tentang pendidikan berbasis pengamalan atau “Learning By Doing“. Pendidikan berbasis pengamalan itu adalah salah satu pendidikan yang dikembangkan di luar kelas, salah satu metodenya adalah dengan berorganisasi. Beliau, menyampaikan bahwasanya masuk ke dalam OSPC berarti harus bisa mengimplementasikan apa yang jadi bagiannya dalam keseharian.

“Orang yang setiap hari latihan berenang di kolam renang akan kaget ketika disuruh berenang di lautan, hal ini terjadi karena laut lebih kompleks daripada sebuah kolam renang. Inilah pendidikan berbasis pengamalan, yang akan mendukung kalian di masa depan, contohnya ditugaskan ke dalam bagian fotografi, maka ketika sudah ditunjuk untuk menjadi bagian tersebut harus bisa mengeksplor kemampuan seluas-luasnya, akhirnya ketika nanti berada di wilayah yang lebih kompleks bisa mudah beradaptasi dan tidak mudah tumbang” tutur beliau dalam evaluasi LPJ OSPC 2025.

Melalui kegiatan organisasi, para santri tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung mempraktikkan manajemen waktu, kerja sama tim, kepemimpinan, dan penyelesaian masalah dalam situasi nyata. Para santri yang aktif berorganisasi umumnya menunjukkan peningkatan keterampilan komunikasi, rasa percaya diri, serta kemampuan berpikir kritis—bekal penting untuk menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif. Program seperti ini diharapkan terus berkembang, menciptakan generasi muda yang lebih siap menghadapi tantangan global.