Disarikan dari Wejangan inspiratif dari Dr. Drs. KH. Mahmud Farid, M.Pd

Ciamis, 12 Maret 2025 – Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Riyadlul Ulum bersama Sekolah Tinggi Ilmu Adab dan Budaya Islam (STIABI) Riyadlul Ulum melaksanakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pondok Pesantren Banyulana, Desa Jelat, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor ITB Riyadlul Ulum, Dr. Drs. KH. Mahmud Farid, M.Pd dan Ketua STIABI Riyadlul Ulum Mohammad Ridwan, S.Pd.I., M.Pd hadir langsung ke lokasi. Momen ini menjadi kesempatan Bapak Rektor menyampaikan wejangan yang penuh inspirasi kepada mahasiswa dan dosen yang terlibat dalam KKN. Beliau menekankan bahwa pengalaman nyata di lapangan adalah kunci utama dalam dunia pendidikan.
“Ilmu bukan sekadar teori yang dihafal di kelas, tetapi harus menjadi nyata dan bisa dirasakan manfaatnya. KKN ini adalah kesempatan bagi mahasiswa untuk menemukan praktik nyata dari ilmu yang telah mereka pelajari,” ujar beliau.
Lebih lanjut, beliau mengapresiasi Ponpes Banyulana yang telah sukses mengembangkan pertanian ramah lingkungan berbasis organik dan hemat energi. Dengan sistem ini, pondok mampu mencukupi sebagian besar kebutuhan pangannya secara mandiri. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa pesantren dapat menjadi pusat kemandirian ekonomi berbasis agribisnis yang berkelanjutan.

Berdasarkan contoh di atas beliau mengingatkan pentingnya mengembangkan santripreneur yang ada di lingkungan Perguruan Tinggi Pesantren Riyadlul Ulum; beliau mengingatkan pentingnya mengembangkan santripreneur dengan berusaha menghasilkan produk pertanian yang dapat memenuhi kebutuhan pesantren sebelum merambah ke pasar yang lebih luas. Menurutnya, kemandirian ekonomi pesantren akan semakin kuat jika produk-produk yang dihasilkan mampu menjawab kebutuhan internal terlebih dahulu sebelum bersaing di luar.,
Dalam konteks penguatan lembaga pendidikan, Dr. KH. Mahmud Farid juga menegaskan pentingnya adaptasi terhadap perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur. Beliau mengutip prinsip klasik:
“Al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah”, yang berarti mempertahankan tradisi lama yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik.
Selain itu, beliau mengingatkan dengan nasihat dari Imam Ali bin Abi Thalib RA:
“Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka, bukan di zamanmu.”
Pesan ini menjadi pengingat bagi para dosen dan mahasiswa untuk senantiasa berpikir progresif tanpa melupakan akar tradisi Islam. Pendidikan harus berorientasi pada masa depan, membekali mahasiswa dengan keterampilan yang relevan agar mereka siap menghadapi tantangan zaman.
Di akhir sambutannya, Rektor ITB Riyadlul Ulum menegaskan bahwa pengabdian kepada masyarakat adalah bagian dari ibadah, dan ilmu yang diamalkan adalah ilmu yang hidup. Beliau mengajak seluruh peserta KKN untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam membangun masyarakat, khususnya melalui pesantren.
“Jangan puas hanya dengan memahami teori, tapi wujudkan teori itu dalam bentuk aksi nyata yang bermanfaat. Jika kita ingin menjadi generasi yang hebat, kita harus mampu menjawab tantangan zaman dengan karya, bukan sekadar wacana.”
Kegiatan Monev KKN ini menjadi momentum berharga bagi mahasiswa untuk merefleksikan peran mereka dalam masyarakat serta meneguhkan semangat dalam mengembangkan pesantren sebagai pusat pendidikan, ekonomi, dan inovasi.