
WWW.CONDONG.ID, Tasikmalaya- Prestasi membanggakan diraih oleh Alia Fitria Islamia, yang berhasil mengharumkan nama Pesantren Condong dalam ajang Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) VIII Tingkat Provinsi Jawa Barat 2025 di Pondok Pesantren Al Basyariah 2 Bandung pada Kamis, (07/08). Alia tampil gemilang dan sukses meraih Juara 1 cabang Hadits (Marhalah Wustha).
Kompetisi bergengsi ini diikuti oleh 84 peserta dari berbagai pesantren di Jawa Barat. Para peserta harus melalui proses yang ketat, dimulai dari seleksi berbasis Computer Based Test (CBT) hingga seleksi lanjutan yang menentukan tiga besar terbaik di setiap cabang lomba. Alia sendiri sempat berada di posisi ketiga pada tahap CBT. Namun, perjuangannya tidak berhenti sampai di situ. Dengan persiapan matang, keuletan dalam memahami kitab, serta kepercayaan diri yang kuat, ia berhasil membalikkan keadaan pada seleksi lanjutan hingga akhirnya berdiri di posisi puncak sebagai juara pertama.
Dalam cabang Hadits Marhalah Wustha, kitab yang dikaji adalah Al-Majalis al-Saniyah fi al-Kalam ‘ala Arba’in An-Nawawiyah. Kitab ini merupakan penjelasan mendalam atas 40 Hadits Imam Nawawi yang menjadi fondasi penting dalam kehidupan seorang muslim. Keberhasilan Alia menunjukkan penguasaannya bukan hanya pada aspek bacaan, tetapi juga pemahaman kandungan, makna, serta penerapan ajaran yang termuat dalam kitab tersebut. Kecermatan dan kematangannya dalam menjawab soal serta menjelaskan pemikiran ulama menjadikannya layak menyandang gelar juara.

Perjuangan Alia belum berakhir. Setelah menjuarai tingkat provinsi, ia akan melanjutkan langkah ke tingkat nasional. Seleksi awal akan dilaksanakan secara hybrid melalui Zoom, di mana hanya enam peserta terbaik yang akan dipilih untuk maju ke babak final. Jika lolos, Alia akan berangkat ke Sulawesi pada bulan Oktober 2025 untuk bersaing dengan para santri terbaik dari seluruh Indonesia.
Kisah keberhasilan Alia Fitria Islamia bukan hanya sekadar kabar kemenangan, melainkan sebuah inspirasi. Ia membuktikan bahwa kesungguhan, kedisiplinan, dan kecintaan terhadap ilmu mampu mengantarkan seorang santri menuju prestasi tertinggi. Dengan pencapaiannya, Alia telah menjadi teladan bagi santri lainnya agar terus menekuni kitab kuning, menjaga tradisi pesantren, sekaligus siap berkontribusi dalam mengharumkan nama daerah dan bangsa.[]