Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Condong: Bagian 1  

Share on:

Facebook
X
WhatsApp
Pembukaan kegiatan bahasa di Pesantren Condong. Selain fokus pada kajian kitab kuning, santri Condong juga berkesempatan untuk belajar bahasa asing (Arab dan Inggris) secara intensif. Sumber foto: istimewa.

PONDOK Pesantren Riyadlul ‘Ulum Wadda’wah, yang sering disebut sebagai Pesantren Condong, adalah salah satu pesantren tertua di Tasikmalaya. Berdiri sekitar tahun 1864, pesantren ini didirikan oleh KH. Nawawi dengan bentuk awal pesantren salafiyah. Seiring berjalannya waktu, Pesantren Condong berkembang pesat dan menjadi salah satu lembaga pendidikan Islam yang diminati masyarakat, terutama karena keberhasilannya mengelola lembaga formal di dalamnya.

Awalnya, Pesantren Condong hanya menawarkan pendidikan berbasis kitab kuning dan kajian agama tradisional. Namun, kebutuhan masyarakat akan pendidikan formal yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam mendorong pesantren ini untuk mendirikan lembaga formal. Langkah besar pertama diambil pada tahun 2001 ketika Pesantren Condong membuka Sekolah Menengah Pertama (SMP). Lembaga ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan tingkat menengah pertama bagi santri yang ingin belajar ilmu umum dan ilmu agama sekaligus. SMP Terpadu Riyadlul Ulum Wadda’wah Condong segera mendapat akreditasi A dari pemerintah dan menjadi salah satu sekolah unggulan di Kota Tasikmalaya.

Melihat keberhasilan SMP, pada tahun 2004 Pesantren Condong mendirikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Sekolah ini tidak hanya menawarkan program pendidikan agama yang mendalam, tetapi juga menekankan pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan umum. Kurikulumnya dirancang dengan keseimbangan antara mata pelajaran agama dan ilmu pengetahuan modern, seperti matematika, fisika, dan biologi. SMA Terpadu Riyadlul Ulum mendapatkan respons positif dari masyarakat dan terus berkembang dengan menambahkan program-program baru, seperti jurusan IPA, IPS, Bahasa dan Keagamaan, untuk memenuhi kebutuhan pendidikan yang beragam.

Pada dekade berikutnya, Pesantren Condong semakin memperluas lembaga formalnya dengan mendirikan lembaga pendidikan tinggi. Pada tahun 2019, pesantren ini mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Adab dan Budaya Islam Riyadlul ‘Ulum (STIABIRU) yang fokus pada pengembangan kajian keislaman pada tingkat tinggi. STIABIRU bertujuan untuk mencetak ilmuwan Muslim yang memiliki kompetensi profesional sekaligus akhlak mulia. Keberadaan STIABIRU diharapkan menjadi jawaban atas kebutuhan ulama Muslim yang intelek, dan intelektual yang memiliki pengetahuan yang mendalam tentang ilmu-ilmu keislaman. Saat ini STIABI-RU memiliki dua pilihan program studi tingkat sarjana: Sejarah dan Peradaban Islam (SPI) dan Bahasa dan Sastra Arab (BSA).

Pada tahap selanjutnya, Pesantren Condong membuka Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Riyadlul Ulum dengan tiga prodi umum tingkat sarjana, yaitu Agroteknologi, Sistem Informasi dan Kewirausahaan. Lembaga ini diharapkan dapat melahirkan teknorat Muslim yang memiliki jiwa wirausaha. Pada tahun akademik 2025 – 2026, kedua lembaga pendidikan tinggi yang ada di bawah naungan Pondok Pesantren Condong diharapkan dapat bertransformasi menjadi Universitas Riyadlul Ulum dengan penambahan tiga program studi tingkat S1: Pendidikan Matematika, Pendidikan Agama Islam, dan Biologi.  

Selain mendirikan lembaga-lembaga formal baru, Pesantren Condong juga terus berinovasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di semua tingkatannya. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah kerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan lain, baik di tingkat nasional maupun internasional. Salah satunya adalah dengan Pondok Modern Darussalam Gontor dalam pengadaan guru dan perbaikan kurikulum sistem muallimin. Selain itu, Pesantren Condong juga bekerjasama dengan mitranya di negeri jiran Malaysia dalam program pertukaran pelajar dan pelatihan guru, serta seminar internasional untuk meningkatkan kompetensi civitas akademika di lingkungan pesantren.

Tidak hanya berfokus pada aspek akademik, Pesantren Condong juga memperhatikan pengembangan karakter dan soft skills santri. Oleh karena itu, lembaga-lembaga formal di pesantren ini selalu mengintegrasikan program pembinaan karakter dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya, santri wajib mengikuti program tahfidz Al-Qur’an, kajian kitab kuning, serta berbagai kegiatan ekstrakurikuler pilihan seperti olahraga, seni, dan organisasi kepemimpinan. Hal ini bertujuan agar santri memiliki kecakapan hidup yang holistik dan mampu menjadi pemimpin di masyarakat.

Perkembangan lembaga formal di Pesantren Condong juga didukung oleh fasilitas yang memadai. Kampus pesantren dilengkapi dengan ruang kelas representatif, laboratorium sains, perpustakaan, asrama yang nyaman, serta fasilitas olahraga dan seni. Pesantren ini juga memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung pembelajaran, seperti penggunaan e-learning (Quipper School Premium) dan aplikasi berbasis digital untuk administrasi pendidikan.

Keberhasilan Pesantren Condong dalam mengelola lembaga formal tidak terlepas dari komitmen para pengasuh, guru, dan staf administrasi yang berdedikasi tinggi. Mereka terus mengembangkan metode pengajaran dan kurikulum yang relevan dengan perkembangan zaman tanpa mengesampingkan tradisi keilmuan Islam yang menjadi ciri khas pesantren. Dengan kombinasi ini, Pesantren Condong berhasil mencetak lulusan yang berprestasi di berbagai bidang, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Hingga kini, Pondok Pesantren Riyadlul ‘Ulum Wadda’wah Condong terus berupaya menjadi salah satu pesantren unggul di Indonesia dengan mengintegrasikan pendidikan agama dengan pendidikan formal secara harmonis. Keberadaannya diharapkan dapat menjadi katalisator pembangunan manusia Indonesia yang sehat secara jasmani dan rohani. Dengan semangat almuhafazah ‘ala qodimis salih wal akhdu bil jadidil ashlah, Pesantren Condong terus berupaya untuk menjawab tantangan zaman dan mencetak generasi yang beriman, berilmu, dan beramal, dengan tetap mempertahankan tradisi yang baik. []

[custom_views]

Share on :

Facebook
X
WhatsApp