Pahlawan Berber yang Merubah Wajah Eropa: Kisah Thariq bin Ziyad

Share on:

Facebook
X
WhatsApp
Sang Penakluk Andalusia (1) | Republika Online Mobile
Panglima Perang yang namanya diabadikan jadi nama selat adalah Thariq bin Ziyad, panglima perang Bani Umayyah yang berperan penting dalam penaklukan Andalusia, gerbang penyebaran Islam di Spanyol. Namanya disematkan di Selat Giblatar. Foto ilustrasi/ist

Thariq bin Ziyad adalah salah satu panglima besar yang paling dikenal dalam sejarah Islam. Ia memimpin pasukan Muslim dari Dinasti Umayyah dalam penaklukan wilayah Andalusia (Spanyol) pada awal abad ke-8. Keberhasilannya dalam menaklukkan wilayah ini menjadikannya salah satu tokoh paling penting dalam penyebaran Islam di Eropa.

Asal-usul Thariq bin Ziyad memang tidak sepenuhnya jelas, dan berbagai teori tentang latar belakangnya ada dalam catatan sejarah. Beberapa sejarawan berpendapat bahwa Thariq berasal dari suku Berber, yang merupakan suku asli dari wilayah Afrika Utara. Ada pula yang menyebutkan bahwa ia berasal dari Bani Hamdan, sebuah suku Arab yang berasal dari wilayah Persia atau dari suku Lakhm. Beberapa sumber lain juga menyebutkan bahwa ia mungkin berasal dari bangsa Vandal yang pernah menguasai wilayah Afrika Utara.

Namun, pendapat yang lebih umum di kalangan sejarawan adalah bahwa Thariq merupakan seorang Berber yang dibesarkan dalam dunia militer dan memiliki peran penting dalam membangun kekuatan Islam di wilayah Afrika Utara sebelum akhirnya berperan dalam penaklukan Andalusia.

Thariq bin Ziyad dikenal terutama karena kepemimpinannya dalam menaklukkan wilayah Andalusia. Pada tahun 711 M, ia dipimpin oleh Khalifah Walid I dari Dinasti Umayyah untuk memimpin ekspedisi ke wilayah tersebut. Thariq mendarat di Semenanjung Iberia pada tanggal 27 April 711, di sebuah tempat yang sekarang dikenal sebagai Gibraltar, yang dinamai berdasarkan nama Jabal al-Tariq (Gunung Thariq).

Sebagai seorang pemimpin militer yang cerdik, Thariq memutuskan untuk membakar kapal-kapal yang digunakan untuk mendarat. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa pasukannya tidak akan mundur dari medan perang, melainkan hanya memiliki pilihan untuk maju dan bertempur hingga kemenangan. Ini adalah strategi yang menunjukkan keberanian dan keyakinannya yang kuat dalam kemenangan.

Thariq kemudian menghadapi pasukan kerajaan Visigoth yang dipimpin oleh Raja Roderick. Pada tanggal 19 Juli 711, terjadi pertempuran besar di dekat Sungai Guadalete, yang dikenal dengan nama Pertempuran Guadalete. Pasukan Thariq berhasil meraih kemenangan telak atas pasukan Visigoth, dan Raja Roderick tewas dalam pertempuran ini. Kemenangan ini mengakhiri kekuasaan Visigoth di Spanyol dan membuka jalan bagi penaklukan besar wilayah tersebut oleh pasukan Muslim. [Rafqi]

[custom_views]

Share on :

Facebook
X
WhatsApp